Kota Surabaya (Inmas) - Masih banyaknya permasalahan yang menyangkut pengembangan kinerja guru PAI ditambah lagi dengan hal-hal yang menyangkut kekinian yang terus harus diupdate sedang belum semua guru PAI tersentuh oleh pelatihan guru terutama yang berkaitan dengan pengembangan Rohani Islam, sehingga GPAI memahami peraturan dan kebijakan Kemenag tentang mekanisme pembinaan Rohis. GPAI juga diharap mampu mengidentifikasi kegiatan Rohis yang signifikan terkait dengan peningkatan iman dan taqwa bagi siswa/siswi. Dari hal itulah melatarbelakangi MGMP PAI SMA Kota Surabaya melaksanakan Workshop Peningkatan Pemberdayaan Pembina Rohani Islam SMA/SMK Kota Surabaya yang dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya, Jum’at (15/11).
Bertempat di Namira hotel Jl. Wisma Pagesangan 203 Surabaya, kegiatan dilaksanakan selama 2 hari , Jumat - Sabtu 15 - 16 November 2019. Menurut ketua MGMP PAI SMA Kota Surabaya, Rusniati selaku ketua panitia melaporkan jumlah peserta yang mengikuti sebanyak 40 orang terdiri dari 30 orang GPAI dari SMA dan 10 orang GPAI SMK.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya dalam sambutan pembukaannya menyampaikan dengan bertambahnya dan meningkatnya kemampuan GPAI dalam membina kerohanian Islam, ada harapan anak anak rohis SMA / SMK Kota Surabaya dapat mewarnai prestasi-prestasi, baik di tingkat Provinsi maupun secara nasional dalam acara Pentas PAI.
Sedangkan Kabid PAIS Kanwil Kemenag Prov Jatim, Suhaji menyampaikan tantangan guru PAI di zaman ini diantaranya perkembangan teknologi dan kenakalan remaja.
“Zaman sekarang yang dikenal dengan industrialisasi 4.0 hampir semua dipengaruhi oleh teknologi termasuk pendidikan, sumber informasi tidak lagi buku dan guru tetapi juga teknologi informasi internet. Kenakalan remaja bukan lagi tawuran tetapi juga peredaran narkoba, pornografi / pornoaksi menjadi tantangan bagi guru Pendidikan Agama Islam, radikalisme dll sehingga peran dari guru PAI sangat penting sebagai uswah, contoh, suri tauladan perilaku warga sekolah baik siswa, guru, orang tua. dan semua itu Guru yang mengajarkan, bukan dari IT yang membentuk,” katanya.
Selama 2 hari, para peserta akan dibekali materi diantaranya Kebijakan Kanwil Kemenag Jatim dalam pembinaan rohani Islam di sekolah. Sosialisasi dan panduan penyelenggaraan kegiatan kerohanian Islam SMA/SMK, dan kiat-kiat menulis karya ilmiah. (dk)
Editor: isn